Kisah di Pertengahan Juli
Pagi itu, awal membuka obrolan, kata pengantar yg digunakan adalah
Tinky-Winky, mengingatkan saya pada acara anak-anak beberapa tahun
lalu_Teletubbies.
Ketika pembicaraan semakin mengalir, saya pun menarik kesimpulan bahwa
"Ketika kita mengikuti aturan, maka damai pun akan mengikuti..."
Sebenarnya korelasinya jelas, tetapi kata pengantar yang digunakan
mungkin sangat membingungkan.. setiap kali bicara dengan beliau, banyak
orang yang tidak paham (bisa jadi bosan diawal cerita, karena kata
pengantar yang kepanjgangan tadi) Tetapi bagi saya, berbicara denganya
adalah sesuatu hal yang paling menarik saya seperti sedang membaca
sebuah buku,yang tak pernah saya temui sebelumnya. Setiap kiasan yang
digunakan, selalu mengandung arti, meski saya kadang harus memutar otak
demi memikirkan maksud dan tujuan ceritanya. Bagi saya, Beliau sangat
pandai.. bicara soal seni, bisnis, ekonomi, bicara soal statistik,
bicara soal hubungannya dengan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar, bicara soal iman dan kepercayaan, dan sebagainya.. saya pikir
dia adalah seorang analis..segala sesuatu dianalasisnya dengan cermat.
Beliau juga mengajarkan pada saya, bagaimana caranya bersikap rendah
hati dan mengasihi sesama, terutama pada mereka yang menyusahkanmu.
Mungkin karena dia seorang intelektualitas bersembunyi dalam sosok
sederhana, bahkan mungkin juga karena dia pernah merasakan bagaimana
dianggap aneh oleh sebagian besar orang karena kepribadiaanya yang beda
dari kebanyakan orang. Sering saya melihat dia berbicara sendiri, dan
saya baru tahu (ketika membaca sebuah artikel pagi tadi. Menurut artikel
itu "bahwa orang-orang yang sering berbicara pada dirinya sendiri adalah
orang2 jenius, mereka mencari solusi setiap permasalahan dengan
berbicara pada diri sendiri..itu menjadikan mereka lebih fokus
memecahkan masalah, hal ini sering dilakukan tokoh jenius fenomenal, Alberth.
Einstein")
Saya pun merenung dan kembali melihat perjalanan yang
telah saya lalui, saya banyak bertemu dengan mereka yang dianggap "Aneh"
oleh kebanyakan orang "Normal" saya tidak ingin men-judge mereka dengan
takaran yang kebanyakan orang gunakan untuk menilai seseorang. Sebab
siapa saya..?? saya juga sama2 manusia ciptaan Tuhan yang berasal dari
debu juga tanah, saya tidak lebih dari mereka. Jika saya berani
men-judge mereka itu berarti saya sombong, saya betul2 sombong sama
Tuhan karena tidak menghargai karya ciptaanNya yang begitu mulia, yaitu
manusia itu sendiri.
Setiap pengalaman itu mengajarkan saya
bagaimana caranya bersyukur, bahwa dengan menghargai mereka yang berbeda
darimu, sebenarnya banyak sekali nilai-nilai positif tentang kehidupan
ini yang dapat kita peroleh dari mereka.
Tuhan memakai mereka untuk
mengajarkan kita, bahwa keindahan, ketulusan, kebaikan dan perjuangan
tidak hanya dilihat secara kasat mata saja melalui hal2 yang
"menyilaukan mata" tapi lebih dari itu, kualitas sesuatu yang berharga,
biasanya tersembunyi dibalik hal-hal yang hanya kita pandang sebelah mata,
hal2 yang selalu kita abaikan. Seperti Intan permata, Ia pun berasal
dari sebuah batu tak berbentuk. Demikian pun karya Agung Tuhan... hanya
hati yang peka dan penuh kasih, mampu melihat KaryaNya dengan sempurna..
bukankah dalam kelemahan Tuhan selalu menyatakan KesempurnaanNya..??
** Terima Kasih Tuhan
#DankeBanyaBpkKostku
Malang, 15 Juli 2015
Pk.10.36 Wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar