Sabtu, 01 Agustus 2015

Teringat Teletubbies

Kisah di Pertengahan Juli

Pagi itu, awal membuka obrolan, kata pengantar yg digunakan adalah Tinky-Winky, mengingatkan saya pada acara anak-anak beberapa tahun lalu_Teletubbies.
Ketika pembicaraan semakin mengalir, saya pun menarik kesimpulan bahwa "Ketika kita mengikuti aturan, maka damai pun akan mengikuti..."

Sebenarnya korelasinya jelas, tetapi kata pengantar yang digunakan mungkin sangat membingungkan.. setiap kali bicara dengan beliau, banyak orang yang tidak paham (bisa jadi bosan diawal cerita, karena kata pengantar yang kepanjgangan tadi) Tetapi bagi saya, berbicara denganya adalah sesuatu hal yang paling menarik saya seperti sedang membaca sebuah buku,yang tak pernah saya temui sebelumnya. Setiap kiasan yang digunakan, selalu mengandung arti, meski saya kadang harus memutar otak demi memikirkan maksud dan tujuan ceritanya. Bagi saya, Beliau sangat pandai.. bicara soal seni, bisnis, ekonomi, bicara soal statistik, bicara soal hubungannya dengan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, bicara soal iman dan kepercayaan, dan sebagainya.. saya pikir dia adalah seorang analis..segala sesuatu dianalasisnya dengan cermat.
Beliau juga mengajarkan pada saya, bagaimana caranya bersikap rendah hati dan mengasihi sesama, terutama pada mereka yang menyusahkanmu.

Mungkin karena dia seorang intelektualitas bersembunyi dalam sosok sederhana, bahkan mungkin juga karena dia pernah merasakan bagaimana dianggap aneh oleh sebagian besar orang karena kepribadiaanya yang beda dari kebanyakan orang. Sering saya melihat dia berbicara sendiri, dan saya baru tahu (ketika membaca sebuah artikel pagi tadi. Menurut artikel itu "bahwa orang-orang yang sering berbicara pada dirinya sendiri adalah orang2 jenius, mereka mencari solusi setiap permasalahan dengan berbicara pada diri sendiri..itu menjadikan mereka lebih fokus memecahkan masalah, hal ini sering dilakukan tokoh jenius fenomenal, Alberth. Einstein")

Saya pun merenung dan kembali melihat perjalanan yang telah saya lalui, saya banyak bertemu dengan mereka yang dianggap "Aneh" oleh kebanyakan orang "Normal" saya tidak ingin men-judge mereka dengan takaran yang kebanyakan orang gunakan untuk menilai seseorang. Sebab siapa saya..?? saya juga sama2 manusia ciptaan Tuhan yang berasal dari debu juga tanah, saya tidak lebih dari mereka. Jika saya berani men-judge mereka itu berarti saya sombong, saya betul2 sombong sama Tuhan karena tidak menghargai karya ciptaanNya yang begitu mulia, yaitu manusia itu sendiri.
Setiap pengalaman itu mengajarkan saya bagaimana caranya bersyukur, bahwa dengan menghargai mereka yang berbeda darimu, sebenarnya banyak sekali nilai-nilai positif tentang kehidupan ini yang dapat kita peroleh dari mereka.

Tuhan memakai mereka untuk mengajarkan kita, bahwa keindahan, ketulusan, kebaikan dan perjuangan tidak hanya dilihat secara kasat mata saja melalui hal2 yang "menyilaukan mata" tapi lebih dari itu, kualitas sesuatu yang berharga, biasanya tersembunyi dibalik hal-hal yang hanya kita pandang sebelah mata, hal2 yang selalu kita abaikan. Seperti Intan permata, Ia pun berasal dari sebuah batu tak berbentuk. Demikian pun karya Agung Tuhan... hanya hati yang peka dan penuh kasih, mampu melihat KaryaNya dengan sempurna..
bukankah dalam kelemahan Tuhan selalu menyatakan KesempurnaanNya..??

** Terima Kasih Tuhan
‪#‎DankeBanyaBpkKostku‬

Malang, 15 Juli 2015
Pk.10.36 Wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar