Selamat Hari Bumi Indonesiaku.
Data statistik tahun 1950 menunjukan hutan yang dimiliki
Indonesia seluas 193 juta hektar, dan di tahun 2013 hutan kita hanya seluas 88
hektar, ini berarti dalam kurun waktu 63 tahun kita telah kehilangan 105 juta
hektar hutan.. suatu fenomena yang membuat hati miris. Angka ini akan terus
bertambah jika kita tidak mulai membenahi diri, tidak mulai dari diri sendiri.
Setiap menit kita kehilangan hutan seluas 3 kali lapangan sepak bola, penggundalan hutan demi kepentingan bisnis, penggunaan sampah plastik dan kendaraan bermotor secara berlebihan, boros air, listrik dan sebagainya. Semua itu salah kita. Bumi menangis, kita kepanasan dan kita masih juga belum sadar.. berada di zona nyaman, mungkin itulah mental kita.. jangan ngaku cerdas, kalau belum bisa berkontribusi menjaga lingkungan tempat tinggal. Ini namanya kita sedang berlomba bunuh diri secara perlahan.
Setiap menit kita kehilangan hutan seluas 3 kali lapangan sepak bola, penggundalan hutan demi kepentingan bisnis, penggunaan sampah plastik dan kendaraan bermotor secara berlebihan, boros air, listrik dan sebagainya. Semua itu salah kita. Bumi menangis, kita kepanasan dan kita masih juga belum sadar.. berada di zona nyaman, mungkin itulah mental kita.. jangan ngaku cerdas, kalau belum bisa berkontribusi menjaga lingkungan tempat tinggal. Ini namanya kita sedang berlomba bunuh diri secara perlahan.
Mungkin saya terlalu berandai-andai, terlalu berhayal jauh..
bermimpi Indonesia harus punya pelajaran khusus tentang lingkungan hidup,
memperkenalkan pada generasi muda pentingnya menjaga lingkungan tempat tinggal,
pentingnya menjaga bumi. Generasi muda tidak hanya dibekali untuk sekedar
menjadi orang sukses dibidangnya masing-masing, tetapi generasi muda juga harus
dibekali dengan sukses mencintai dan menjaga lingkungan yaitu bumi sebagai
warisan kepada anak cucu kelak. Kurikulum Indonesia harus punya mata pelajaran
soal lingkungan hidup karena banyak sekali generasi muda yang tidak tahu,
bahkan tidak mengerti sama sekali, apa itu pemanasan global, apa itu emisi gas,
atau apa itu efek rumah kaca. Mungkin point tersebut hanya mereka dapatkan di
pelajaran-pelajaran tertentu yang pembahasannya tidak begitu mendetail. Saya sangat
apresiatif, di media yang saya baca, sekarang lagi trend tentang bank sampah,
atau pengolahan sampah bekas menjadi barang-barang berdaya guna.. ini sudah
masuk dalam mata pelajaran kewirausahan ramah lingkungan.
Menyimak tulisan yang saya baca pagi ini http://sains.kompas.com/read/2015/04/22/20042431/Hari.Bumi.dan.Fakta-fakta.Menyedihkan.tentang.Alam.Indonesia,
hati saya benar- benar miris, marah
sekaligus sedih. Negara kita yang terkenal kaya akan sumber daya alam, negara
yang memiliki hutan terluas didunia, seharusnya kita memiliki stok oksigen yang
jauh dari pencemaran, menurut penelitian, perlahan tapi pasti data-data tersebut
menunjukan angka yang membuat saya geleng kepala, sedih sudah pasti. Salah
satunya adalah pencemaran Mercury dari hasil tambang dan ini sangat berbahaya
bagi manusia. Data terbaru, mercury tidak hanya mencemari udara tetapi kini
sudah mencemari air termasuk laut, sementara negara kita 3/4nya adalah lautan. Yang
membuat hati saya semakinsedih, kita adalah negara penyumbang sampah plastik
terbesar kedua didunia-sepertinya kita sungguh-sungguh ingin meracuni diri
sendiri..!! dan kita ternyata tidak juga sadar, mungkin karena akibat kita
kurang pengetahuan atau berpura-pura tidak mau tahu.
Istilah P3KL (terispirasi pada P3K) karena saya berpikir bahwa
bumi kita ini sedang mengalami celaka. P3KL adalah Pertolongan Pertama Pada Kejahatan
Lingkungan diantaranya yang bisa kita lakukan dengan mudah yaitu : menghemat air, menghemat listrik, mengurangi
penggunaan plastik dan kertas, Menanam
pohon, Mengolah sampah bekas, Mengurangi pengunaan kendaraan bermotor , AC,
Kulkas (jika memang diperlukan) de es be. Kalau bukan kita yang memulai siapa
lagi..?? kita wajib menjaga diri sendiri dengan menjaga lingkungan tempat
tinggal kita, bumi kita, yang akan diwariskan kepada anak cucu kelak. Jangan
lagi merusak Karya Tuhan, itu sama saja dengan dosa, ketika bencana datang,
kita lah penyebabnya.. kurang peduli pada lingkungan, kurang peduli pada sesama,
terlebih (sebenarnya) kita tidak peduli pada diri sendiri. Jangan bilang Tuhan
Marah saat bencana datang, karena memang kitalah yang salah............ dan kita
wajib diberi peringatan.......... apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai,
SELAMAT HARI BUMI.
**Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya diperoleh
melalui hasil tambang, logikanya jika banyak uang tetapi lingkungan kita sakit,
apakah kesejahteraan itu sempurna bagi kita dan bagi mereka..?? apakah dengan
mudah kita mampu memperbaiki kerusakan terhadap alam yang telah kita buat..?? apakah
kita berani merayakan bahagia diatas penderitaan orang lain..?? dan akan kita
petik hasilnya kelak, ketika waktu perziarahan kita telah usai... saya sedang
membayangkan Lidah Neraka menari dalam pelupuk mata saya, dan kesakitan tak
terperikan menyelinap, menggerogoti tulang-tulang saya.. tak ada setetes air di
sana yang ada hanya teriakan kesakitan atas kekejaman yang telah saya buat..
saya telah membuat bumi menangis dan sesama menderita. Saya menyesal tetapi
semua telah percuma, saya tidak punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya.
Malang. 23 April 2015
Caraku memperingati Hari Bumi
Caraku memperingati Hari Bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar