Rabu, 22 April 2015

Saat Bumi Menangis, Kita Kepanasan



Selamat Hari Bumi Indonesiaku.


Data statistik tahun 1950 menunjukan hutan yang dimiliki Indonesia seluas 193 juta hektar, dan di tahun 2013 hutan kita hanya seluas 88 hektar, ini berarti dalam kurun waktu 63 tahun kita telah kehilangan 105 juta hektar hutan.. suatu fenomena yang membuat hati miris. Angka ini akan terus bertambah jika kita tidak mulai membenahi diri, tidak mulai dari diri sendiri.
Setiap menit kita kehilangan hutan seluas 3 kali lapangan sepak bola, penggundalan hutan demi kepentingan bisnis, penggunaan sampah plastik dan kendaraan bermotor secara berlebihan, boros air, listrik dan sebagainya. Semua itu salah kita. Bumi menangis, kita kepanasan dan kita masih juga belum sadar.. berada di zona nyaman, mungkin itulah mental kita.. jangan ngaku cerdas, kalau belum bisa berkontribusi menjaga lingkungan tempat tinggal. Ini namanya kita sedang berlomba bunuh diri secara perlahan.

Mungkin saya terlalu berandai-andai, terlalu berhayal jauh.. bermimpi Indonesia harus punya pelajaran khusus tentang lingkungan hidup, memperkenalkan pada generasi muda pentingnya menjaga lingkungan tempat tinggal, pentingnya menjaga bumi. Generasi muda tidak hanya dibekali untuk sekedar menjadi orang sukses dibidangnya masing-masing, tetapi generasi muda juga harus dibekali dengan sukses mencintai dan menjaga lingkungan yaitu bumi sebagai warisan kepada anak cucu kelak. Kurikulum Indonesia harus punya mata pelajaran soal lingkungan hidup karena banyak sekali generasi muda yang tidak tahu, bahkan tidak mengerti sama sekali, apa itu pemanasan global, apa itu emisi gas, atau apa itu efek rumah kaca. Mungkin point tersebut hanya mereka dapatkan di pelajaran-pelajaran tertentu yang pembahasannya tidak begitu mendetail. Saya sangat apresiatif, di media yang saya baca, sekarang lagi trend tentang bank sampah, atau pengolahan sampah bekas menjadi barang-barang berdaya guna.. ini sudah masuk dalam mata pelajaran kewirausahan ramah lingkungan. 

Menyimak tulisan yang saya baca pagi ini http://sains.kompas.com/read/2015/04/22/20042431/Hari.Bumi.dan.Fakta-fakta.Menyedihkan.tentang.Alam.Indonesia, hati saya benar- benar  miris, marah sekaligus sedih. Negara kita yang terkenal kaya akan sumber daya alam, negara yang memiliki hutan terluas didunia, seharusnya kita memiliki stok oksigen yang jauh dari pencemaran, menurut penelitian, perlahan tapi pasti data-data tersebut menunjukan angka yang membuat saya geleng kepala, sedih sudah pasti. Salah satunya adalah pencemaran Mercury dari hasil tambang dan ini sangat berbahaya bagi manusia. Data terbaru, mercury tidak hanya mencemari udara tetapi kini sudah mencemari air termasuk laut, sementara negara kita 3/4nya adalah lautan. Yang membuat hati saya semakinsedih, kita adalah negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua didunia-sepertinya kita sungguh-sungguh ingin meracuni diri sendiri..!! dan kita ternyata tidak juga sadar, mungkin karena akibat kita kurang pengetahuan atau berpura-pura tidak mau tahu.

Istilah P3KL (terispirasi pada P3K) karena saya berpikir bahwa bumi kita ini sedang mengalami celaka.  P3KL adalah Pertolongan Pertama Pada Kejahatan Lingkungan diantaranya yang bisa kita lakukan dengan mudah yaitu :  menghemat air, menghemat listrik, mengurangi penggunaan  plastik dan kertas, Menanam pohon, Mengolah sampah bekas, Mengurangi pengunaan kendaraan bermotor , AC, Kulkas (jika memang diperlukan) de es be. Kalau bukan kita yang memulai siapa lagi..?? kita wajib menjaga diri sendiri dengan menjaga lingkungan tempat tinggal kita, bumi kita, yang akan diwariskan kepada anak cucu kelak. Jangan lagi merusak Karya Tuhan, itu sama saja dengan dosa, ketika bencana datang, kita lah penyebabnya.. kurang peduli pada lingkungan, kurang peduli pada sesama, terlebih (sebenarnya) kita tidak peduli pada diri sendiri. Jangan bilang Tuhan Marah saat bencana datang, karena memang kitalah yang salah............ dan kita wajib diberi peringatan.......... apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai, SELAMAT HARI BUMI.

**Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya diperoleh melalui hasil tambang, logikanya jika banyak uang tetapi lingkungan kita sakit, apakah kesejahteraan itu sempurna bagi kita dan bagi mereka..?? apakah dengan mudah kita mampu memperbaiki kerusakan terhadap alam yang telah kita buat..?? apakah kita berani merayakan bahagia diatas penderitaan orang lain..?? dan akan kita petik hasilnya kelak, ketika waktu perziarahan kita telah usai... saya sedang membayangkan Lidah Neraka menari dalam pelupuk mata saya, dan kesakitan tak terperikan menyelinap, menggerogoti tulang-tulang saya.. tak ada setetes air di sana yang ada hanya teriakan kesakitan atas kekejaman yang telah saya buat.. saya telah membuat bumi menangis dan sesama menderita. Saya menyesal tetapi semua telah percuma, saya tidak punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

Malang. 23 April 2015
Caraku memperingati Hari Bumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar