Jumat, 10 April 2015

Menemukan Tujuan Akhir Perjalananku


Apa yg aku miliki hanyalah sementara..
betapa bahagianya aku ketika mimpiku menjadi nyata, mimpiku bukan bergelimangan harta.. tapi mimpi tuk melihat mereka yg menderita menyunggingkan senyum bahagia diwajahnya.. panggilan ini datang saat aku berada dibangku kuliah pertamaku, jurusan yang mengharuskanku bekerja di Bank atau Kantor Akuntan Publik,, namun saat aku mengajar anak-anak sekolah minggu, mengajar anak-anak tetangga, aku malah punya keinginan mengajar masyarakat di desa terpencil, dan impianku terwujud,sungguh kebahagiaan luar bisa yang aku dapatkan, tidak mampu ditakar dengan lembaran-lembaran rupiah.... melihat pemandangan alam dan mengagumi kebesaran Tuhan, itu sudah cukup membuatku sangat bersyukur..... menjadikan satu anak dapat menghitung matematika atau duduk bercerita dengan para orang tua, dibawah rindangan pohon, menyalurkan pengetahuan yang kumiliki dan mereka menerimanya dengan penuh antusias adalah hal luar biasa yang dianugerahkan Tuhan padaku.

Saat mimpiku menjadi seorang guru, tepat berada di depan mata, aku berjanji akan mengajar anak-anak dengan sepenuh hati terutama anak-anak bermasalah..agar mereka tidak menyianyiakan kesempatan yang dimiliki saat masih muda, membesarkan hati mereka, membagi pengalaman pada mereka.. mengajar dan mendidik mereka dengan penuh kasih sayang.

Mimpiku hanyalah sesederhana ini.

Menjadi seorang ibu guru yang mampu mendidik anak-anak didikku dengan sepenuh hati. Ketika membaca lagi surat-surat mereka, kesimpulannya aku memang harus mengurangi kecepatan, dan mungkin sedikit lebih tegas terhadap anak-anak bandel..... (itu menurut mereka) membaca semua surat itu aku pun kembali tersenyum, dan menyisakan rindu di hati.

Aku betul-betul merindukan suasana dalam kelas, bersama mereka atau berada dilingkungan masyarakat kecil. Dalam Dunia Pendidikan aku menemukan tujuanku, seperti menemukan Jalan Pulang.

Malang, 10 April 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar