Mawas Diri
Membaca sebuah status difacebook tentang kerentanan anak-anak zaman sekarang terhadap pergaulan bebas sungguh miris rasa hatiku ini. bagaimana tidak (kebanyakan) generasi sekarang mudah terjebak dan tergoda kesenangan sesaat, kesenangan yang hanya membutakan hati nurani dan naluri sebagai seorang manusia ciptaan Tuhan yang paling berharga.
maka pertanyaan dalam benak pun muncul ini salah siapa..?? dan bagaimana solusinya..??
Menyimak komentar-komentar ditulisan itu, membuat saya pun berpikir dan mencoba untuk beropini, sesuai dengan apa yang saya lihat di lingkungan tempat saya tinggal dalam skala yang kecil.
Fenomena ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan kontrol dari orang tua terhadap anak, anak selalu dimanjakan dengan hal-hal yang membuat mereka mudah terjerumus kehal-hal negatif, orang tua mengikuti kemauan anak tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi dikemudian hari, kurangnya pendidikan rohani, atau pun nasihat yang membuat anak mengeti konsekuensi dari pilihan-pilihan negatif yang akan ia ambil, intinya adalah orang tua memberikan kasih sayang tetapi tidak adanya unsur mengayomi didalamnya, unsur memberikan perhatian atau menjadikan anak sebagai sahabat sehingga anak tidak mencari "keyamanan" diluar lingkungan keluarganya.
saya menulis ini karena pengalaman pribadi saya bersama keluarga tercinta, orang tua kami selalu menjadi sahabat terbaik bagi kami anak2.. kebiasaan makan bersama di meja makan setiap hari tak pernah absent kami lewatkan, kebiasaan melewatkan waktu minum teh bersama sambil bercerita saat dimana kami mendengar nasihat dan petuah dari orang tua kami. Dalam melakukan pekerjaan dalam rumah pun kami dibiasakan untuk saling bekerja sama, tidak ada perbedaan gender dalam keluarga kami, atau dibedakan menurut urutan kelahiran, semuanya sama, bahkan sebagai anak sulung saya harus mampu menjaga dan memberi contoh yang baik buat adik-adik saya. apa yang kami minta tidak selalu diwujudkan oleh orang tua, misalnya saya ingat ketika dulu didaerah kami kalau mau nonton siaran televisi swasta, harus membeli antena Parabola, teman-teman tetangga kami sangat bangga ketika mereka telah memiliki parabola, tetapi tidak bagi kami, saat kami masih sekolah, Ayah dan Ibu tidak pernah mengizinkan kami memiliki parabola meski pun mereka mampu membelinya.. alasannya "belajar lebih penting, nanti kalau sudah dewasa dan punya kerja sendiri, kalian dapat membeli apapun yang kalian inginkan" dan pada akhirnya kami memiliki parabola saat adik bungsu saya menginjak kelas 2 STM.
sebagian kisah yang dapat saya ceritakan di sini tentang keluarga saya.
Kembali pada topik di atas, memang saya pun mengakui pengaruh teknologi dan informasi yang begitu cepat menjadikan mental anak sebagai generasi muda akhirnya kalah dari kecanggihan teknologi itu sendiri, anak tidak mempunyai self control yang baik ketika menerima informasi dari luar, tidak adanya daya filter dalam diri si anak sendiri, penyebabnya adalah orang tua yang kurang memberikan 'Bekal' pada perjalanan si anak. Bekal yang saya maksudkan adalah Kasih Sayang, Perhatian, Nasihat semua itu dibungkus erat dengan Agama yang diyakini.
Pusat atau Letak keberhasilan anak itu sendiri terletak pada contoh, teladan dan didikan yang diberikan orang tuanya, Harusnya orang tua bertindak mengontrol dirinya sendiri, apakah keputusan yang akan ia berikan kepada anak, akan berpengaruh baik atau buruk terhadap masa depan si anak..?? yang dibutuhkan disini adalah kecerdasan orang tua itu sendiri, jangan karena ingin menyenangkan hati si anak, konsekuensi jangka panjangnya diabaikan.
Orang tua sekarang memang memiliki perkerjaan rumah yang begitu berat demi mendidik anak-anaknya. Kesadaran itu di mulai dari diri sendiri dan keluarga, sebelum berbuat nekat pikirkan efek jangka panjangnya yang sudah pasti merugikan, masa muda terbuang sia-sia dan semakin menambah beban keluarga pun beban mental untuk pribadi sendiri. kita hidup didunia ini hanya sementara, maka tanam dan pupuklah yang baik agar menerima hasil tuaian terbaik ketika perziarahan hidup didunia ini berakhir.
Sekian opini sederhana ini semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar