Selasa, 25 Agustus 2015

Terima Kasih Tuhan

Danke Cinta

Ketika kamu menyuruhku bertahan, aku akan bertahan dengan segenap hati.
Ketika kamu menyuruhku pergi, aku akan pergi dengan kerelaan hati.
Sebab cinta itu, tidak bisa dipaksakan, Ia hadir tanpa di pinta, Ia akan tetap tinggal karena kita sama2 berjuang untuk mempertahankannya dalam sebuah komitmen.

Kedewasaan cinta, ditunjukan lewat sikap bukan sekedar kata-kata, mampukah kita berjuang mempertahankannya tanpa tergoda kecanggihan teknologi..? Cinta itu bukan smarthphone, Cinta itu tak kenal dusta, Cinta itu suci, murni, tulus, ikhlas dan kudus. Cinta itu adalah Tuhan. ketika Tuhan menyapa kita dalam Cinta yang memberi kebahagiaan, Mampukah kita menjaga Tuhan kita dengan baik...? Mampukah kita melawan godaan dunia untuk menjaga cinta pemberianNya dengan cuma-cuma..?

Cinta itu Universal, Ia dihadirkan tidak untuk dua orang yang saling mengasihi tetapi untuk dunia dan segala isinya. Berbahagialah mereka yang memaknai Cinta, meski dalam kesederhanaan sekali pun, meski cinta itu selalu menyakitkan. Pribadi yang penuh cinta pasti akan selalu di Lindungi dan di Berkati oleh Sang Pemilik Kehidupan. Karena Pribadi seperti itulah yang memahami bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam setiap jalan kehidupan yang dilaluinya dan Pribadi yang penuh dengan cinta tidak akan melukai perasaan sesamanya, sekali pun dia tersakiti. Cinta kepada Tuhan adalah yang paling utama, Sehingga untuk menyakiti pun, dia merasa akan sangat berdosa, bukan pada manusia yang dia sakiti, tetapi terutama pada Tuhan yang ia cintai.

Cinta yang Sehat itu adalah ketika kita saling jatuh cinta di dalam Tuhan yang kita percayai..












Selamat Pagi Tuhanku di Surga..
Cinta pada-Mu membuatku begitu bahagia.

Malang, 26 Agustus 2015
Pk. 10.39 Wib

Sabtu, 01 Agustus 2015

Tentang Pendidikan

 Sekedar Berpendapat

Pola pikir seseorang bisa dilihat dari gaya bahasanya..... itu berarti gaya bahasa juga mampu menunjukan karakter seseorang. Tapi yg paling hakiki pola pikir itu akan menjadi sempurna ketika diwujudkan dalam tindakan konkrit. Dan pendidikan mampu merubahnya menjadi lebih baik. Pendidikan bukan hanya sekedar menseting seseorang jadi pandai, tetapi yg utama adalah perubahan pola pikir kearah pola tingkah laku. Jadi lucu aja, kalau lihat orang berpendidikan tapi sikap dan pola tingkah lakunya tidak sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya.. lucu aja, karena orang tak berpendidikan mampu mengukur kapasitas kita. Kebanyakan orang2 tidak berpendidikan dengan pikiran mereka yang sederhana dan polos pun, meyakini bahwa seseorang berilmu dan berpendidikan tingkahnya pasti akan lebih berkelas dari pada mereka yg tidak menempuh jenjang pendidikan formal atau yang menempuh jenjang pendidikan dibawah pendidian tinggi.

Menurutku pendidikan yang kita tempuh tidak hanya untuk menimba ilmu tapi mampu mengajarkan kita bagaimana untuk lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana pun kita berpijak, sesuai dengan karakter kepribadian kita. Maksudnya disini lebih condong ke Ilmu Padi "kian berisi, kian merunduk" Pendidikan juga mengajarkan kita, untuk memahami dan memaknai nilai-nilai kehidupan, sehingga membawa kita menjadi pribadi yang dihormati dan dikagumi karena mampu menempatkan diri dengan baik di tengah masyarakat dan lingkungan tempat kita berpijak. Pendidikan menjadikan kita sebagai "duta" Teladan ditengah masyarakat. Wibawa pun tetap terjaga..............itulah intinya kita belajar di sekolah hingga menempuh pendidikan setinggi mungkin, bukan hanya ilmu yang kita peroleh tapi lebih dari itu adalah PERUBAHAN SIKAP TINGKAH LAKU. Kecerdasan Intelektualitas, Emosional dan Spritual, menjadi satu paket yg sempurna bagi mereka yang memahami arti hakiki dari pendidikan itu sendiri meski pun kita berasal berbagai latar belakang ilmu yang berbeda.

Tulisan ini acuan saya adalah saya sangat mengagumi presiden kita... benar2 ilmunya meresap sempurna karena beliau begitu merakyat dan konsep Ilmu Padi menjadi sempurna atas dirinya. Itulah artinya berwibawa, dihormati dan dikagumi dimana pun kita berada, karena mampu memberi contoh dan teladan yang baik.

Pertanyaan pun akan muncul, bagaimana dengan mereka orang2 yang tidak menempuh pendidikan formal tapi mampu memberikan kontribusi ditengah masyarakat, dihormati dan dikagumi..??
Jawabannya adalah mereka orang2 seperti itu adalah orang pilihan yang mampu menjaga, memahami dan memaknai nilai2 luhur budaya nenek moyang yang telah menjadi pedoman hidup mereka dan telah digariskan secara turun temurun. Biasanya mereka berasal dari keturunan latar belakang keluarga yang dihormati di zaman dahulu kala, tindakan mereka dapat diamati dari tata krama atau pun tata cara memperlakukan sesamanya dengan baik, siapa pun itu. Meski seyogiyanya mereka pun hidup sederhana, tetapi nilai budaya warisan leluhur, tidak pernah lekang oleh zaman dan generasi.


**Semakin kita berilmu, sebenarnya kita semakin menyadari bahwa kita bukanlah siapa2.. pendidikan seperti dalam ilmu padi, mampu membentuk kita menjadi pribadi yg semakin rendah hati.
‪#‎SemogaBermanfaat‬

Malang, 10 Juli 2015

Teringat Teletubbies

Kisah di Pertengahan Juli

Pagi itu, awal membuka obrolan, kata pengantar yg digunakan adalah Tinky-Winky, mengingatkan saya pada acara anak-anak beberapa tahun lalu_Teletubbies.
Ketika pembicaraan semakin mengalir, saya pun menarik kesimpulan bahwa "Ketika kita mengikuti aturan, maka damai pun akan mengikuti..."

Sebenarnya korelasinya jelas, tetapi kata pengantar yang digunakan mungkin sangat membingungkan.. setiap kali bicara dengan beliau, banyak orang yang tidak paham (bisa jadi bosan diawal cerita, karena kata pengantar yang kepanjgangan tadi) Tetapi bagi saya, berbicara denganya adalah sesuatu hal yang paling menarik saya seperti sedang membaca sebuah buku,yang tak pernah saya temui sebelumnya. Setiap kiasan yang digunakan, selalu mengandung arti, meski saya kadang harus memutar otak demi memikirkan maksud dan tujuan ceritanya. Bagi saya, Beliau sangat pandai.. bicara soal seni, bisnis, ekonomi, bicara soal statistik, bicara soal hubungannya dengan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, bicara soal iman dan kepercayaan, dan sebagainya.. saya pikir dia adalah seorang analis..segala sesuatu dianalasisnya dengan cermat.
Beliau juga mengajarkan pada saya, bagaimana caranya bersikap rendah hati dan mengasihi sesama, terutama pada mereka yang menyusahkanmu.

Mungkin karena dia seorang intelektualitas bersembunyi dalam sosok sederhana, bahkan mungkin juga karena dia pernah merasakan bagaimana dianggap aneh oleh sebagian besar orang karena kepribadiaanya yang beda dari kebanyakan orang. Sering saya melihat dia berbicara sendiri, dan saya baru tahu (ketika membaca sebuah artikel pagi tadi. Menurut artikel itu "bahwa orang-orang yang sering berbicara pada dirinya sendiri adalah orang2 jenius, mereka mencari solusi setiap permasalahan dengan berbicara pada diri sendiri..itu menjadikan mereka lebih fokus memecahkan masalah, hal ini sering dilakukan tokoh jenius fenomenal, Alberth. Einstein")

Saya pun merenung dan kembali melihat perjalanan yang telah saya lalui, saya banyak bertemu dengan mereka yang dianggap "Aneh" oleh kebanyakan orang "Normal" saya tidak ingin men-judge mereka dengan takaran yang kebanyakan orang gunakan untuk menilai seseorang. Sebab siapa saya..?? saya juga sama2 manusia ciptaan Tuhan yang berasal dari debu juga tanah, saya tidak lebih dari mereka. Jika saya berani men-judge mereka itu berarti saya sombong, saya betul2 sombong sama Tuhan karena tidak menghargai karya ciptaanNya yang begitu mulia, yaitu manusia itu sendiri.
Setiap pengalaman itu mengajarkan saya bagaimana caranya bersyukur, bahwa dengan menghargai mereka yang berbeda darimu, sebenarnya banyak sekali nilai-nilai positif tentang kehidupan ini yang dapat kita peroleh dari mereka.

Tuhan memakai mereka untuk mengajarkan kita, bahwa keindahan, ketulusan, kebaikan dan perjuangan tidak hanya dilihat secara kasat mata saja melalui hal2 yang "menyilaukan mata" tapi lebih dari itu, kualitas sesuatu yang berharga, biasanya tersembunyi dibalik hal-hal yang hanya kita pandang sebelah mata, hal2 yang selalu kita abaikan. Seperti Intan permata, Ia pun berasal dari sebuah batu tak berbentuk. Demikian pun karya Agung Tuhan... hanya hati yang peka dan penuh kasih, mampu melihat KaryaNya dengan sempurna..
bukankah dalam kelemahan Tuhan selalu menyatakan KesempurnaanNya..??

** Terima Kasih Tuhan
‪#‎DankeBanyaBpkKostku‬

Malang, 15 Juli 2015
Pk.10.36 Wib